Senin, 07 Juli 2014

lanjutan...

Pagi ini udaranya berbeda dari biasanya, lebih hangat, tak sedingin kemarin saat musim hujan. burung pun lebih bersemangat menyambut hari dengan kicauannya yang ramai, tapi ada yang layu, ketika pintu kamar terbuka, tubuh yang lelah terjatuh dari sandarannya.
"ari... " teriak via sambil membantu membangunkan ari
"Via, maafin aku.. aku terlalu mencintai kamu, sampai aku tak bisa terima keputusan kamu, mungkin aku bodoh sekarang, kenapa aku rela terlelap di depan pintu kost kamu, seharusnya aku menghargai keputusan kamu." perlahan ari menjauh, berjalan pergi
"Ari, seharusnya aku yang minta maaf.. " Via menahan langkah ari, "Aku yang salah kenapa kamu yang minta maaf, aku egois hanya mengikuti perasaan aku aja, tanpa mau mendengarkan penjelasan dari kamu dan putri"
"wajar kok kamu seperti ini, tapi seharusnya kamu jangan mengambil keputusan saat sedang emosi, ada pihak yang di rugikan"
"Putri, kamu tau dia ada dimana?, aku tarik lagi ucapan putus kemarin prince, maafin aku ya."
"aku ga tau dia kemana, iya vi.. aku udah maafin kamu, rasanya cinta itu selalu memaafkan kesalahan yang di buat pasangannya, apa itu yang namanya tulus?"
"Ari, kamu membuat aku merasa bersalah, aku yang selalu buat kesalahan tapi selalu termaafkan dan terlupakan olehmu prince, mungkin aku kurang bersyukur mempunyai orang yang sayang dengan tulus"
"udah, kamu terlihat manja princess, mau di peluk yaa.... sini.. aku sayang kamu vi.. "
Membuat burung berhenti berkicau, angin semilir lembut meniup rambutnya, menjadikan pagi lebih terasa hangat berada di pelukan.
"bauuuu... " ejek via menyudahi kemesraan