*1 inbox*
"Rio, ini bukannya mantan kamu? kamu masih berhubungan sama dia?"
#hai,.. apa kabar# "jelasin ke aku."
"aku udah lost contact sama dia, tapi nomornya memang masih ada di hp aku, dan baru ini dia sms aku" jelas via pada ari
"baru ini? baru ini yang ketauan sama aku maksudnya?"
"plis, jaga emosi kamu dulu, beneran aku ga pernah sms dia. lagian status dia kan udah mantan, sekarang yang pacar aku itu kamu, dan pastinya yang ada di hati aku juga kamu. ga ada siapa siapa lagi"
"aku bukannya ga mau percaya sama kamu, tapi aku takut kamu bohong sama kayak waktu itu, waktu mantan kamu sms sampai akhirnya kamu ketemuan dan aku ga tau apa apa, yang lebih nyakitin aku tau dari orang lain"
"waktu itu cuma masalalu, kali ini tolong percaya sama aku,"
ari menjadi cuek pada via, dengan tangan yang berdekap silang di perut sambil menyender pada pohon, wajahnya terlihat marah
"pernah ga kamu berhenti dalam waktu yang terus berjalan?"
ari terdiam, ia haya menggeleng pelan
"aku pernah, waktu itu aku melihat senyummu seusai memaafkan"
perlahan bibir ari terbuka membentuk senyuman dengan perlahan
"iya, persis seperti ini"
"kamu bisa membuat marahku menjadi senyum rindu," "aku ga marah sebenernya tapi aku sebel aja kalo ada sms atau kebetulan ketemu atau yang lainnya yang berhubungan sama mantan kamu. tapi aku itu pacar kamu jadi wajar kan aku bersikap kayak gini?"
via menghembuskan nafas lega dan tersenyum "dengan kamu bersikap seperti ini tandanya kamu cemburu, dan aku seneng kamu masih punya rasa cemburu buatku, cemburu itu artinya sayang dan yang lebih bikin aku bangga cemburu kamu itu indah karna kamu bisa menahan emosi sehingga cemburu itu menjadi wajar, bukan cemburu yang berlebihan dengan alasan takut kehilangan"
"tapi, kadang aku harus menyiapkan mental untuk masalalumu (mantan), aku harus menerima kenyataan aku jatuh cinta pada wanita yang mempunyai banyak pengagum pria"
(di lain waktu)
"Via, telp lo bunyi, ga lo angkat?" ucap putri sodara via
"lo mau gue tinggalin sendiri di bandung!" jawab via
"kenapa jadi emosi sih? apa hubungannya juga?"
"kalo gue angkat telp, gue milih jalan bareng dia daripada sama lo"
putri bingung dengan perkataan via
sesampainya di kost...
"via" panggil ari yang menjegat perjalan via ke kamarnya.
"hei ri, kenalin ini putri, sodara aku dari jakarta, dia yang nemenin aku disini"
"hei, Ari, salam kenal ya,.. " setelah berkenalan putri langsung masuk kamar kost tak mau ikut campur urusan mereka.
"kok telp aku ga di angkat?"
"hah? kamu telp? bentar.. " via mengambil handphone dari tasnya."oh iya, handphonenya aku silent prince, maaf ya.."
"aku nyariin tau ga sih, aku keujanan di jalan aku kira kamu masih di kampus... ngilang terus nih anak"
(seminggu kemudian ari sakit demam.)
"via, latihan drama di rumah erik hari ini abis pulang kampus." ajak nisa
"hah? kok mendadak?"
"gue udah share ya ke grup FB"
"duuuuhhh, gue jarang buka FB, knp ga sms aja sih?"
"aktif dong, buat apa ada sosial media?, yaudah kumpul di ruang latihan ya."via hanya mengangguk
(kamu belum pulang kampus vi?, di kost ga ada, aku tanya putri dia bilang kamu belum pulang, hari ini jadwal kamu cuma sampe jam 1 kan?) sms pertama dari Ari
latian drama berjalan biasa, sesekali via nge cek handphone,
(kamu baca sms aku, tapi kenapa kamu ga bales? kamu pulang jam berapa? beliin aku nasi goreng dong princes, aku laper.) sms ke 2 dari ari
latihan selesai via mampir ke tempat nasi goreng yang ari pesen.
"ari,.. maaf aku pulang telat, ada pelajaran tambahan,"
"kata citra, ga ada, kalian udah pulang dari jam 1."
"hmmm,.. ini aku bawain nasi goreng, aku ambil piring dulu ya"
"seneng deh, kamu udah bisa makan banyak, cepet sembuh ya my prince..." sambung via
"aku cuma ga mau kamu lebih terbebani sama aku vi"
"kamu ngomong apa sih?" via menggenggam tangan ari "kok kamu jadi panas banget gini,? ke dokter aja ya, aku takut kamu kenapa kenapa. yuk."
sambil memapah ari jalan air mata via berlinang di kelopak matanya.
"kamu terlalu banyak pikiran, pusing yang kamu rasa itu ya karna kamu stres, dan demam kamu jadi tinggi"
setelah pulang
"kamu jgn khawatirin aku dulu, kamu sembuh dulu, jangan banyakin pikiran kamu"
"aku ngeliat perubahan akhir2 ini."
hari ini lebih cerah dari biasanya Ari sembuh dan kuliah lagi.
"ciee yang udah sembuh berduaan lagi deh ke kampus" ejek temannya
tapi saat pulang kampus,
"Via dimana ya? tadi pamitan ke gue mau ke perpus" tanya ari pada erik
"coba lo telp aja" saran erik
ari pun menelpon via tapi tak ada jawaban, ketika dalam pencarian via dan anisa serta kedua temannya sedang berkumpul bercanda tawa di sebuah cafe
"Via" suasana yang ceria berubah tegang "maksud kamu selalu ngilang itu apa sih?aku ga tau dan ga ngerti kenapa, sikap kamu aneh belakangan ini, kamu udah ga anggap aku lagi?"
"aku jelasin di kost ya, jangan di sini" ajak via "gue pulang duluan ya" pamit via pada temannya
di perjalanan tak ada kata yang di keluarkan dari mulut ari ataupun via
"kamu mau jelasin apa?"
"maaf, kalo aku selalu ngilang dari kamu, aku cuma pengen ngerasain bebas"
"selama ini kamu ga bebas sama aku?hah!?"
"bukan gitu, aku cuma pengen main, kumpul sama temen"
"kamu ga bisa bilang ke aku?aku ngebolehin kok kamu mau ngumpul sama siapa aja, aku ga akan ngekang kamu, tapi kamu bisa bilang kaan!!"
"iya, aku salah, aku takut ketika aku bilang justru kamu marah karna mungkin kamu berfikir aku lebih milih temen aku daripada kamu atau mungkin kamu ikut aku ngumpul bareng temen aku, aku cuma pengen sendiri, ngumpul sama temen temen tanpa pacar, tapi aku masih butuh kamu"
"Via, dalam hidup bukan cuma pacar tapi ada temen juga, jangan buat aku jadi pacar yang egois, aku bisa main sama temen aku tanpa kamu kenapa kamu enggak, tapi apa aku pernah ga bilang sama kamu? cukup kamu bilang sama aku, itu sedikit buat aku lega untuk ga khawatirin kamu"
"maafin aku ri"
"kamu kalo bersalah, minumnya banyak ya.." ari tersenyum
Via meminum airnya lagi karna malu.
#marah dalam hubungan relationship itu hanya bumbu penyedap cinta yang kita rasa, pemecahnya hanya sikap kita sendiri ingin masalah yang membuat cinta bubar atau membuat cinta justru semakin kuat#
Selasa, 29 Januari 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar